Senin, 31 Maret 2008

ANGIN KEHIDUPAN


Bumi yang agung meniupkan hawa.

Hawa ini disebut angin.

Bila angin tak bertiup, tak terjadi apa-apa.

Tapi bila angin bertiup, selaksa lubang dan lowong menderu liar.

Tidakkah kau dengar jeritannya yang tak kunjung henti?

Di gunung tinggi dan bukit rendah ada hutan yang lebat.

Di hutan ini ada pohon-pohon yang batangnya begitu besar hingga seratus orang bisa mengelilinginya.

Pohon-pohon ini punya lubang seperti hidung, mulut, telinga, kendi, cangkir, lesung, kolam yang dalam, dan danau kecil yang dangkal.

Sewaktu angin bertiup, lubang-lubang ini meraung laksana ombak dan bersuit bagai anak panah lepas dari busurnya.

Ada yang menjerit, ada yang seperti menarik nafas berat, ada yang menangis, ada yang meratap, ada yang tertawa, dan ada yang menghela nafas.

Yang paling keras nyaring bersuara “iii” dan yang mengikuti lantang menggemakan “wuuu”.

Bila anginnya lembut bertiup sepoi, keselarasannya sungguh redup.

Namun, saat angin ribut paduan suaranya memekakan telinga.

Saat angin berhenti berhembus semua lubang menjadi kosong dan sunyi kembali menyengat. Pernahkah kau melihat suasana hutan yang berayun dan bergoncang seperti itu?

Tidak ada komentar: